A.
TELESKOP
Sebuah
teleskop adalah alat yang digunakan untuk memperbesar objek jauh
Tujuan lensa (dalam refractors) atau
cermin primer (dalam reflektor) mengumpulkan banyak cahaya dari objek yang jauh dan membawa cahaya, atau
gambar, pada suatu titik atau fokus.
Sebuah lensa lensa mata mengambil cahaya terang dari tujuan fokus lensa atau cermin primer dan “menyebar keluar” (memuliakan itu) untuk mengambil sebagian besar retina. Ini adalah prinsip yang sama bahwa kaca pembesar (lensa) menggunakan; tidak memakan gambar kecil di atas kertas dan menyebar keluar atas retina mata anda sehingga tampak besar
Sebuah lensa lensa mata mengambil cahaya terang dari tujuan fokus lensa atau cermin primer dan “menyebar keluar” (memuliakan itu) untuk mengambil sebagian besar retina. Ini adalah prinsip yang sama bahwa kaca pembesar (lensa) menggunakan; tidak memakan gambar kecil di atas kertas dan menyebar keluar atas retina mata anda sehingga tampak besar
Ketika Anda menggabungkan tujuan
utama lensa atau cermin dengan lensa mata, Anda memiliki teleskop. Sekali lagi,
ide dasar adalah untuk mengumpulkan banyak cahaya terang untuk membentuk citra
di dalam teleskop,
Teleskop
harus didukung oleh beberapa jenis berdiri, atau mount – jika tidak, anda harus
mempertahankannya sepanjang waktu. Mount teleskop memungkinkan anda untuk:
* Menjaga teleskop mantap
* Arahkan teleskop di bintang-bintang atau benda lainnya (burung)
* Mengatur teleskop untuk pergerakan bintang-bintang yang disebabkan oleh rotasi bumi
* Gratis tangan Anda untuk kegiatan lainnya (fokus, mengubah eyepieces, mencatat, menggambar)
* Arahkan teleskop di bintang-bintang atau benda lainnya (burung)
* Mengatur teleskop untuk pergerakan bintang-bintang yang disebabkan oleh rotasi bumi
* Gratis tangan Anda untuk kegiatan lainnya (fokus, mengubah eyepieces, mencatat, menggambar)
Ada banyak jenis lensa mata desain:
Huygens
* Ramsden
* Orthoscopic
* Kellner dan RKE
* Erfle
* Plossl
* Nagler
* Barlow (digunakan dalam kombinasi dengan lensa mata lain untuk meningkatkan perbesaran 2 sampai 3 kali
* Ramsden
* Orthoscopic
* Kellner dan RKE
* Erfle
* Plossl
* Nagler
* Barlow (digunakan dalam kombinasi dengan lensa mata lain untuk meningkatkan perbesaran 2 sampai 3 kali
Cara Menggunakan Suatu Teleskop
Instructions Instruksi
Apa yang Anda butuhkan
- Teleskop
- Daerah ke tempat teleskop
- Barang untuk melihat
v Menemukan
daerah mana barang-barang Anda ingin melihat tidak terhalang oleh pohon-pohon
untuk mengatur teleskop Anda sehingga Anda mendapatkan pandangan yang jelas
dari langit.
v Lihat
untuk melihat apakah teleskop Anda memiliki sumbu polar. Jika tidak, itu akan
melacak apa pun yang Anda cari di. Jika Anda memiliki teleskop dengan sumbu
kutub, ikuti petunjuk produsen Anda tentang cara untuk menyelaraskan sumbu
kutub dan lingkup pencari.
v Pilih
lensa dengan perbesaran terendah yang Anda miliki..
Selalu mulai dengan perbesaran lensa mata terendah sampai Anda menjadi lebih
berpengalaman dalam menggunakan teleskop Anda.
v Cari
item di langit malam yang ingin Anda mengamati dan fokus dalam pada itu. Pindahkan planet atau bintang Anda sedang
melihat sebagai dekat dengan pusat bidang pandang dalam lensa mata mungkin.
v Lepaskan
lensa mata perbesaran rendah dan menggantinya dengan lensa dengan perbesaran
yang lebih tinggi.
v Menyesuaikan
kembali keselarasan dari teleskop ketika planet atau bintang melayang keluar
dari pandangan jika Anda memiliki mount teleskop manual.
v Lanjutkan
dengan cara ini, mengamati planet dan bintang-bintang terlihat berbeda.
Tips & Petunjuk
ü Sebuah
lensa perbesaran rendah lebih mudah digunakan karena memberikan Anda sebuah
bidang yang lebih luas visi dari lensa pembesaran tinggi sehingga lebih mudah
untuk menemukan apa yang Anda cari.
ü Jika
Anda kehilangan item yang Anda lihat ketika bertukar eyepieces ke bagian
perbesaran yang lebih tinggi, hanya menempatkan lensa perbesaran rendah kembali
pada teleskop dan mencoba lagi.
ü Sebagai
perbesaran lensa mata meningkat, kecerahan gambar akan menurun.
ü Anda
dapat melampirkan lensa okuler Barlow untuk Anda untuk dua atau tiga kali lipat
perbesaran lensa mata.
Detektor Cahaya
Lama sebelum orang menggunakan teknik perekaman gambar
dengan pelat fotografi, detektor cahaya utama dalam pengamatan adalah mata
pengamat. Teknik yang sampai saat ini masih dilakukan adalah mengintip
langsung melalui okuler, kemudian memindahkan bayangan yang ditangkap mata ke
dalam lembar-lembar kertas dalam bentuk gambar. Cara ini kadang bersifat
subyektif, karena sering kali dikaburkan oleh imajinasi pengamat. Sebagai
contoh gambaran kanal-kanal pada permukaan Mars oleh Lowel, sedikit banyak
menggambarkan demam makhluk asing dari Mars pada waktu itu. Namun demikian
tidak serta merta pengamatan Lowel ini dapat diabaikan, karena mungkin saja
pada waktu itu Lowel memang melihat suatu obyek di sekitar Mars, sayangnya
sekali lagi obyek itu tidak terekam dan disinlah ridara perlunya sebuah
detektor cahaya seperti plat foto.
B. OSILOSKOP
Osiloskop adalah sebuah perangkat
atau alat bantu yang biasa digunakan untuk menganalisa frekuensi yang terdapat
didalam perangkat elektronika, dan biasanya yang sering digunakan oleh para teknisi
pesawat televisi, namun Osiliscop ini juga dapat dipergunakan dalam menganalisa
frekuensi handphon, walaupupun jika dilihat dari sisi fungsi kurang efisien
dalam melakukan analisa pada perangkat ponsel, namun banyak para teknisi dan
lembaga pelatihan teknisi handphone menggunakan perangkat osiloskop tersebut.
Petunjuk dalam menggunakan
perangkat tersebut :
Fungsi dari tiap-tiap bagian:
1.
POSITION :
Untuk
mengatur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1.
2.
DC. BAL :
Untuk
menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 (atau Y ),
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
3.
INPUT :
Terminal
masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk
4.
AC ? GND ? DC
Posisi
AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melaluiposisi ini,
karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor.Posisi GND = Terminal ini
terbuka dan berkas merupakan garis nol/lived nol.Posisi DC = Untuk mengukur
tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
5.
VOLT/DIV :
Sakelar
putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT,ada II
tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
6
VARIABLE :
Untuk
mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y). pada putaran maksimalke
arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakahtegangan 1 volt
tepat 1 cm pada skala layar CRT.
7
MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB)
CH
1 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan
berkas yang nampak pada layar hanya ada satu. CH 2 : Jika signal yang diukur
menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada
layar hanya satu. DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila hendak mengunakan CH
1 dan CH 2 secara bersamaan, dan pada layar pun akan tampak dua berkas. ADD :
Bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkansecara
aljabar dan penjumlahannya dapat dilihat dalam bentuk satu gambar. SUB :
Masukan dengan polaritas terbaik pada CH 2, ditambah masukan CH 1, maka
perbedaan secara aljabar akan tampak satu gambar pada layar.
Apabila
CH 1 tidak diberi signal masukan, maka bentuk gelombang Dengan polaritas
terbaik dari channel 2 akan tampak.
8.
LED PILOT LAMP :
Lampu
indicator untuk power masuk, apabila switch ILLUM diputar ke on.
9.
ILLUM :
Bila
diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan mati dan jika ke
kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED pilot lampu menyala.
10.
INTENSITY :
Untuk
mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak pada penglihatan.Diputar
ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan akan membuat
terang
11.
FOCUS :
Untuk
memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk mendapatkan gambar yang
lebih jelas.
12.
ASTIG :
Pengaturan
astigmatisma adalah untuk memperoleh titik cahaya yang lebih baik ketika
menyetel FOCUS
13.
EXT-TRIG :
Terminal
dari sinkronisasi eksternal tegangan eksternal yang lebih dari IV peak To peak
harus menggunakan switch SOURCE di set pada posisi EXT.
14.
SOURCE :
Sakelar
dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi. CH 1 : Huruf akan
sinkron dengan masukan gelombang dari CH 1. Jika menggunakan CH 1 hendaklah
switch source ditetapkan pada CH 1.
CH
2 : Sweep akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 2. Apabila menggunakan CH
2 hendaknya switch source diletakkan pada CH 2. Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron
pula pada saat menggunakan DC/AC. EXT : Sweep akan sikron dengan masukan signal
dari luar melalui terminal EXT + TR 16 (19).
15.
SYNC :
Sakelar
pemisah sinkronisasi.
15.
LEVEL;
Meengontrol
sync level adalah mengatur phase sync untuk menentukan bentuk titik awal
gelombang signal.
16.
PULL AUTO
Dengan
mencabut pemutar level sweep akan sedikit terganggu.bentuk gelombang - tidak
diam selama tidak menggunakan signal trigger,yang nampak hanyalah garis lurus
dan ini akan terjadi bila signal teriger masuk.
17
POSITION.
Untuk
menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar ( posisi arah horizontal) Switch
pelipat sweep dengan menarik knop ,bentuk gelombang dilipatkan 5 Kali lipat
kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
18.
SWEEP TIME /DIV;
Yaitu
untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun squaretrap Cm (div
) sekitar 19 tingkat besaranyang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian
X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam.perpindahan
Chop-ALT-TVV-TVH.secara otomatis dari sini.Pembacaan kalibrasi sweep time/div
juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh searah jarum jam.
19.
VARIABEL;
Digunakan
untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. ( CAL )
tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
20.
CAL IV PP
Yaitu
terminal untuk mengkalibrasi voltage frequency chanel 1 dan chanel 2 dimana
untuk frequency 1 Khz tegangan harus 1 volt P-P.
21.
AC VOLTAGE SELECTOR ;
Untuk
menyetel tegangan listrik 110 Volt atau 220 Volt.
22.
INT MOD
Teminal
intensitas Brightness
Osiloskop berguna
untuk: melihat tingkah laku tegangan gelombang secara visual,
ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop .
1)
Gelombang sinusoida
2)
Gelombang blok
3)
Gelombang gigi gergaji
4)
Gelombang segitiga.
Untuk
dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahaami tombol-tombol yg ada pada
pesawat perangkat ini,seperti telah diutarakan diatas.
Secara
umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO.
Walau
sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari
tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu.
C.
MULTIMETER
Cara menggunakan
Multimeter
- Mengukur tegangan DC
o Atur Selektor pada posisi DCV.
o Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar
12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
o Untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter
tidak rusak.
o Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+)
dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur tegangan AC
o Atur Selektor pada posisi ACV.
o Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar
12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
o Untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter
tidak rusak.
o Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh
terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur kuat arus DC
o Atur Selektor pada posisi DCA.
o Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA
maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
o Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat
arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse
(sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
o Pemasangan probe multimeter tidak
sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus
berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan
dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
o Hubungkan probe multimeter merah
pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
o Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur berdasarkan
nilai resistor yang akan diukur.
o Batas ukur ohmmeter biasanya diawali
dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan
angka pengali sesuai batas ukur
o Hubungkan kedua probe multimeter
pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter,
pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh
gelang warna resistor.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur berdasarkan
nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
o Batas ukur ohmmeter biasanya diawali
dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan
angka pengali sesuai batas ukur.
o Hubungkan kedua probe multimeter
pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
o Sambil membaca hasil ukur pada
multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum
multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
- Mengecek hubung-singkat / koneksi
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur X 1 (kali
satu).
o Hubungkan kedua probe multimeter
pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
o Baca hasil ukur pada multimeter,
semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik
konektivitasnya.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
- Mengecek diode
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur X 1K (kali
satu kilo = X 1000).
o Hubungkan probe multimeter (-)
pada anoda dan probe (+) pada katoda.
o Jika diode yang dicek berupa led
maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
o Jika multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk
berarti dioda rusak putus.
o Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak
bocor tembus katoda-anoda.
- Mengecek transistor NPN
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur X 1K (kali
satu kilo = X 1000).
o Hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor .
o Jika multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
o Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-C.
o Hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada emitor.
o Jika multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
o Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-E.
o Hubungkan probe multimeter (+)
pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus C-E.
o Note : pengecekan probe multimeter (-)
pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
9. Mengecek
transistor PNP
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur X 1K (kali
satu kilo = X 1000).
o Hubungkan probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada kolektor.
o Jika multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
o Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-C.
o Hubungkan probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada emitor.
o Jika multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-E.
o Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-E.
o Hubungkan probe multimeter (-)
pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
o Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus C-E.
o Note : pengecekan probe multimeter (+)
pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
- Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
o Pilih skala batas ukur X 1 untuk
nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X
100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
o Hubungkan probe multimeter (-)
pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
o Pastikan jarum multimeter bergerak
kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi
semula.
o Jika jarum bergerak dan tidak
kembali maka dipastikan elko bocor.
o Jika jarum tidak bergerak maka elko
kering / tidak menghantar.
PENUTUP
KESIMPULAN
Cara Kerja Teleskop Kekhasan cahaya
kasat mata adalah dapat dibelokan ketika melalui medium yang lebih rapat.
Ketika melalui sebuah kaca, berkas cahaya cenderung berbelok menjauhi garis
normalnya. Prinsip ini yang digunakan untuk membuat teleskop yang kita kenal
selama ini.P
ada dasarnya
teleskop memiliki dua buah optik utama yaitu Obyektif yang berfungsi sebagai
kolektor cahaya, dan Okuler yang berfungsi untuk memperbesar bayangan
Cara
kerja Osiloskop > Saat kita mengkoneksikan probe ke sebuah rangkaian, Sinyal
tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem .
Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju Pelat
Defleksi vertikal pada sebuah CRT [ Catode Ray Tube, Akan dijelaskan nanti
] Sampai Point ini dapat kita simpulkan
bahwa Vertical System pada osiloskop analog ada untuk mengatur penampakan Amplitudo
dari sinyal yang diamati. Sinyal masuk ke dalam Pelat defleksi vertikal. Sinyal
Yang keluar dari Vertikal Sytem tadi juga diarahkan ke Trigger System untuk
memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan
"Horizontal Sweep"
Cara
kerja Multimeter : mengukur tegangan AC, DC mengukur kuat arus DC, Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
tetap, Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
DAFTAR PUSTAKA
www.Osiloskop.com
wwwiloveskateboardblogspotcom.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
http://id.wikipedia.org/wiki/Teleskop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar