Sabtu, 08 November 2014

Akibat kekurangan makroelemen pada tumbuhan

Nama           : Diah Lestari Harahap
Kelas            : XII IPA U-2
B. Study       : Biologi (Perkembangan dan Pertumbuhan)

Akibat kekurangan Makroelemen pada Tumbuhan

1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun m
enjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk
tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium


4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.


Akibat kekurangan Mikroelemen pada Tumbuhan
1.  Kekurangan unsur hara Belerang (S)
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
2. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
3. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
4. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
5. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 – 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 – 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
6. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.
7. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
8. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.



Sistem-sistem filsafat

SISTEM SISTEM FILSAFAT
A.   Sistem filsafat Realisme
Realism sebagai suatu sistem filsafat, sebenarnya suatu ajaran yang memengaruhi pertentangan-pertentangna dialpetral antara ajaran dialisme dan materialism, rasionalisme dan emperisme. Fikiran realitas ini sebenarnya sudah ada pada aristoteles, yakni dengan teorinya hilomoffisme utuk menyanggah ajaran idealism Plato.
1.    Metafisika-ontologi Realisme
Bagi realisme, baik idea maupun materi ataupun benda-benda, rasio maupun pengalaman keduanya adalah nyata, rea, lriel. Dunia ini terbentuk oleh materi dan berproses secara evolusionitis. Jadi unsur rokhani dan unsur jasmani itu sama-sama penting, tidak perlu mempunyai aksentuasi yang berat sebelah. Pada manusia jiwa dan raga membentuk satu kesatuan. Realisme religius mengajarkan, bahwa jiwa dan benda benda lainnya adalah ciptaan tuhan. Sedangkan pada realism klasik ( kuno ) bersifat sekuler, tidak mengakui campur tangan tuhan terhadap terjadinya benda-benda. Neorealisme dan neothomisme sekarang ini sangat berpengaruh atas kemajuan-kemajuan metodologi ilmiah.

2.     Epistemologi Realisme
Pengetahuan yang benar dapat bersumber baik pada rasio ( pikiran )intuisi maupun pengalaman. Penginderaan menberi bahan-bahan  pengetahuan ( gambar-gambar ) yang selanjutnya diolah rasio menjadi pengertian-pengertian. Pengetahuan manusia dianggap benar apabila mempunyai korespondensi atau kesesuain antara idea-idea pikiran dengan fakta-fakta pengalaman, dapat diamati, dan dapat diuji oleh orang ( observer )lain. Kedua penalaran, bai penaralan umum ( deduksi ) maupun penalaran induksi dapat menghasilkan kebenaran. Neothomisme mengajarkan perpaduan antara kemampuan rasio dan kepercayaan agar rasio dapat berfungsi secara tepat dalam memperoleh kebenaran.



3.    Aksiologi realisme
Nilai-nilai buruk, indah, dan tak indah, sebenarnya telah terkandung  dalam hukum-hukum alam. Kebaikan dan keindahan akan terbentuk dalam keselarasan dengan alam, harmoni hukum itu sendiri.

4.    Logika-metodologi Realisme
Realisme mengembangkan logika formal ( penalaran deduksi ), logika induksi ( penalaran induksi ) dan logika ilmiah. Logika matematik dan fisika-biologi member sumbangan besar pada perkembangan logika realisme modern.

B.   Sistem Filsafat Pragmatisme
Filsafat fragmatisme tergolong filsafat yang masih muda usianya. Pragmatisme berakar filsafat utilisme dan fungsionalisme dari inggris ( ajaran Mill, Malinowshi ). Pragmatisme berkembang terutama di USA dengan tokoh-tokoh: W.James John Dewey. Tidak dapat disangkal lagi, bahwa pragmatisme mempunyai pengaruh yang besar dalam dunia modern abad ke-20 akhir dan mungkin seterusnya.
1.    Metafisika-Ontologi Pragmatisme
Pragmatisme mengajarkan bahwa sebagai realita tertinggi dari dunia ini adalah terletak dalam pengalaman yang selalu berubah ubah. Perubahan, proses perubahan, proses berubah evolusionalitis, inilah kenyataan yang ada. Selain itu pragmatism mengajarkan bahwa dalam pengalaman yang berkembang itulah manusia menikmati hidupnya, hidup ada gunanya. Manusia berjuang hidup karena ada gunanya, ada pragmanya, ada manfaatnya.

2.    Epismologi-Pragmatisme
Sumber pengetahuan adalah pengalaman, dan pengalaman diperoleh karena manusia berbuat, bertinda. Pengetahuan yang benar apabila member mamfaat atau guna kepaa kehidupan manusia. Pengetahuan adalah teori utuk berbaut. Manusia tahu lalu berbuat dan mendapat pengalaman. Pengetahuan akan berkembang terus, sebab manusia berbaut terus, jadi pengalamanpun berkembang. Manusia hidup harus berjuang atau bergumul ( antaraksi-antaraksi ) dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. Kecerdasan adalah senjata perjuangan hidup manusia.

3.    Aksiologi Pragmatisme
Pragmatisme selain berakar pada utilisme juga dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan teori relativisme Einstein. Maka sebagai sumber nilai juga terdapat pengalaman. Sesuatu dianggap baik kalau ada gunanya, sesuatu dianggap indah jika ada gunanya juga. Maka ajaran nilai dari Pragmatisme adalah ajaran serbaguna.
            Baik atau buruk, indah dan tak indah sebenarnya relative, jadi berlaku relativisme etik dan estetik, bahkan logika. Semuanya diukur kegunaanya. Semua yang berguna dapat dipandang  benar, baik ataipun indah. Dan semua itu serba realtif, serba berubah sesuai dengan kemajuan kebudayaan manusia dan zamannya.

4.    Logika-Metodologi Pragmatisme
Metodologi yang sangat dikembangkan adalah eksperimen-eksperimen. Dengan mencoba, dengan eksperimen, berarti mengalami , berarti berbuat. Logika induksi lebih popular dari pada logika deduksi. Ditambah lagi dengan logika ilmiah. Eksperimentasi adalah jalan pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan kebudayaan manusia. Hal ini kelihatan jelas, USA dengan Badan NASA terus tak terhenti untuk melakukan eksperimen untuk  mengungkap rahasia ruang angkasa luar. Dana dan tenaga banyak untuk usaha tersebut, sampai-sampai jiwa manusia dikorbankan, demi intuk mengejar emajuan ilmu dan teknologi, yang berarti mengaktualisasikan kemauan manusia itu sendiri  

C.   Sistem Filasafat Pancasila
Filsafat Pancasila tergolong filsasat yang paling muda yang muncul tahun 1945. Dari semulanya adalah filsafat untuk mendirikan Indonesia Merdeka. Oancasila berisi lima sila
Sila I   : Ketuhanan Yang Maha esa
Sila II  : Kemanusian yang adil dan beradab
Sila III : Persatuan Indonesia
Sila IV            : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Sila V             : Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
1 Metafisika-ontologi Pancasila
Merupakan ajaran pancasila dalam meninjau alam semester ini, apa sesungguhnya sebagai realita atau kenyataan tertinggi. Termasu juga metafisika manusia menurut filsafat pancasila
Makna terdalam dari sila I ADALAH BAHWA Manusia Indonesia mengakui bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada, sejalan dengan alam fikiran filosof teologi yang telah ada, misalnya Thomas Aquino, N Drriyakarsa, maka Tuhanlah sebagai pencipta apa yang ada didunia




Referensi
·         Fudyanta, KI. 2006. Filsafat Pendidikan Barat dan Filsafat Pendidikan Pancasila. Amus : Yogyaarta



SISTEM FILSAFAT REALISME
PRAGMATISME DAN PANCASILA
( TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT PANCASILA )

Disusun Oleh

Nama           : Diah Lestari Harahap
NPM            : 2013210055
Kelas           : A





FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2014

                                    

sel hewan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita mempelajari biologi khususnya mengenai sel. Hal ini dikarenakan sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk suatu kesatuan untuk membentuk kehidupan. Kita bisa melihat bahwa alam semesta ini begitu luas, namun  apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.
Dari masa ke masa dilakukan penelitian dan penemuan mengenai sel dimulai dari penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian yang bahkan sudah mencapai pada tahap genetik.
Berangkat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di segala bidang aspek keilmuan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dengan teori-teori baru yang dihasilkan, dan mampu menjawab serta menutupi pendapat atau teori-teori sebelumnya. Ini menunjukkan sifat ilmu pengetahuan yang selalu dinamis dengan perubahan-perubahannya. Ilmu pengetahuan zaman era global ini sudah semakin canggih, dengan penemuan-penemuan baru yang dihasilkan dapat digunakan untuk menutupi hal-hal kecil dalam diri manusia. Meski demikian, dengan semakin merambatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini, ternyata masih belum bisa menyaingi apa yang ada dalam tubuh kita.
Semua tubuh organisme terusun atas sel-sel. Mulai dari sayap kupu-kupu hingga mahkkota bunga yang berwarna-warni. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak bisa dilihat dengan kasat mata. Untuk ukuran sekecil itu, sel tergolong sangat luar biasa. Sel seperti sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar proses kehidupan terus berlangsung. Sebagai suatu pabrik kehidupan, sel memiliki karakteristik yang dapat membedakan dimana ia tumbuh dan berkembang. Dengan mengetahui komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan itu sendiri.
Dalam makalah ini, pembahasan mengenai sel hanya akan lebih menekankan pada struktur dan fungsi sel hewan. Seperti yang telah diketahui, susunan sel hewan merupakan susunan sel yang dimiliki oleh manusia, sehingga pembahasan tersebut akan dapat mengaacu pada diri kita sendiri dan sekitarnya
BAB II
PEMBAHASAN
1.2     Teori
A. SEL HEWAN
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan.
Sel hewan terdiri dari vesikel, mitokondria, sentriol, nukleus, nukleolus, kromatin, ribosom, retikulum endoplasma,mikrotubulus, membran plasma, vakuola, sitosol, selaput inti, badan golgi, lisosom, dan vesikel.

B. CIRI-CIRI SEL HEWAN
Tidak mempunyai kloroplas  (plastid) maka tidak dapat dilakukan tosintesis.sehingga energi yang di perolehnya,bukan dari cahaya matahari tetapi berasal dari makanan dalam sel hewan organel yang di sebut lisosom( karena ukuran yang kecil maka tidak dapat di amati dengan mikroskop ) hanya berfungsi menerima makanan yang di absorbsi untuk sel. Organe ini tidak di jampai pada sel tumbuhan.
Apabila kita mengamati reproduksi seksual pada sel hewan,maka pada saat proses pembelihan sel terdapat adanya sel senmol dekat inti sel hewan.Gammet  Jantan pada sel hewan mempunyao flagel

C. CIRI-CIRI UMUM SEL HEWAN
Ø  Tidak memiliki dinsing sel hewan
Ø  Tidak memiliki plastida
Ø  Memiliki lisosom
Ø  Memiliki senssosom
Ø  Tumbuhan zat berupa lemak dan glikogem
Ø  Bintik tidak tetap
Ø  Pada hewan tertentu memiliki vakuola,ukuran kecil sedikit.
D. CIRI KHAS SEL HEWAN
Ciri khas hewan adalah nemiliki sentriol sel hewan mengandung dua sentriol yang terdapat dalam sitoplasma didekat permukaan sebelah luar nukleusnya setiap sentriol  atau terdiri atas sebaris silindet sebanyak mikratubul,setiap mikrotubul memiliki 2 bagian yang terikat padanya.kedua sentrol biasanya  berhadapan dengan sudut tegak lurus sebelum sel membagi diri,sentriolnya melakukan duplikasi dan satu pasang berpindah ke sisi berlawanan pada nukleus, kemudian gelendong pembelahan terbentuk diantaranya.                                                                                                                                                         
E. STRUKTUR SEL HEWAN (ANATOMI ) DAN FUNGSI

sel hewan merupakan sel eukriotik, sel hewan memiliki sifat tipis, elastis dan bentuknya dapat berubah rubah, secara garis besar sel hewan tersusun atas membran plasma, sitoplasma, inti sel, dan sistem endro membran, 
berikut adalah gambar dari sel hewan :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSRpKATzk_OEP4qiNWD_L9TxVNCeA6XIAnMvrGeIKPnHI4Q1c0AgILZZOjWGb_MwHlU1hi9AqfCyj5BLl6WTABhnYXRE2VNr8JleHfmTuoGeSlNVgqN-M5uct7twvy35YYUWyrhXGPOgA/s1600/Struktur-Sel-Hewan-300x230.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4tox3wPiil2_Vqo4riIGtLg069w8rd-AYzhBXESjhGTo1Aq3DAWs_KUq0LUfzwaSnRCNgqGd2DzJIKEQPTnhTsSzkn8WeQiYrb2xHaTd89M5CX-MlHBY8teBmuDfShQTUgrWXDAvZSk0/s1600/sel-hewan.jpg
Dari gambar di atas terlihat komponen komponen yang banyak pada sel hewan tersebut, itu merupakan bagian dari sistem endo membran.
Setiap sel hidup mempunyai tiga bagian pokok, yaitu: selaput plasma. Sitoplasma, dan organel – organel.

*    Membran Plasma

Membran sel merupakan selaput terluar sel yang berupa bilayer lipid dengan protein integral dan ferifer. Tebal membran sel antara 7,5 - 10 nanometer, sifatnya selektif permeabel. Fungsi spesifik membran plasma dan berbagai tipe membran didalam sel bergantung pada jenis fosfolipid dan protein yang ada. Membran plasma juga memiliki karbohidrat yang melekat pada permukaan luarnya.
Gambar 1. Membran sel
membran sel






Fungsi lain membran sel yaitu untuk pelindung, reseptor dan mengatur keluar masuknya zat dari dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, difusi berfasilitas, dan transport aktif. Difusi adalah pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis). Osmosisadalah pergerakan air dari konsentrasi air tinggi (banyak air) ke konsentrasi air rendah (sedikit air) melalui membran semi permeabel. Difusi berfasilitas adalah difusi atau perpindahan zat yang menggunakan protein pembawa tanpa memerlukan energi (ATP). Transpor aktif adalah pergerakan molekul melalui membran yang memerlukan energi ATP.
*    SITOPLASMA
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel, memiliki nukleus (inti sel ) dan organela sitoplasma yang berbeda  di dalam inti sel disebut nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid kompleks yaitu tidak padat dan cair.
F. ORGANEL SEL HEWAN DAN FUNGSINYA           
*    Cilia
Cilia (tunggalnya cilium) dan flagela (tunggalnya flagelum) adalah alat atau mesin pergerakan sel, yang muncul dari suatu sel tertentu. Cilia dalam satu sel jumlahnya biasanya banyak, ukurannya pendek, sedangkan flagela biasanya tunggal atau sedikit jumlahnya dan ukurannya bisa panjang.Baik cilia atau flagela tersusun atas bagian tengah atau pusat mikrotubul dobel dikelilingi oleh 9 mikrotubul dobel. Oleh karena itu susunan cilia atau flagela sering disebut struktur atau pola 9+2 disebut struktur azoneme. Mikrotubul pada cilia dan flagela bertindak sebagai pendukung sekaligus alat pergerakan ketika organel cilia dan flagela bergetar. Pergerakan organel itu disebabkan karena mikrotubul penyusunnya berlekuk.
*      Nukleus / Inti Sel                                                                                                
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

            Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

inti sel atau nukleus
Gambar 6. Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya di tengah. Umunya sel mahluk hidup mengandung satu inti, tetapi ada pula yang memiliki inti lebih dari satu misalnya sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel yaitu:
1.      Membran inti (Karioteka)
Membran inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membran inti terdiri dari dua lapisan membran dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membran yang sebelah luar berhubungan dengan membran reticulum endoplasma.
2.      Nukleoplasma (Kariolimfa) dan Kromosom / Kromatin
Inti sel mengandung nukleoplasma atau plasma inti. Bahan kimia yang terdapat pada nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose, protein, nukleotida, dan asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu mengandung material genetik yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
3.      Nukleolus (anak inti)
Nukleolus mengandung nukleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia nukleolus mengandung RNA dan protein. Nukleolus berfungsi untuk sisntesis RNA ribosom.
*      Retikulum Endoplasma (RE)
retikulum endoplasma
Gambar 2. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan labirin membran yang banyak, sehingga retikulum ini meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. Retikulum endoplasma berupa vesikel atau kantung yang dapat berbentuk pipih, bundar, atau tubuler dan satu sama lain dapat berhubungan. RE memiliki selapis membran, dan membran tersebut ada yang berhubungan dengan membran inti dan membran plasma sehingga dapat berperan sebagai penghubung antara bagian luar sel dengan bagian dalam sel. Terdapat dua jenis RE yaitu :
Ø  RE halus (REH) / RE Granuler (Rough E. R.)
yakni RE yang tidak dilekati ribosom, yang berfungsi dalam bermacam-macam proses metabolisme, termasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, serta menawarkan obar dan racun. Enzim RE halus penting untuk sintesis lipid, termasuk fosfolipid dan steroid. Diantara steroid yang dihasilkan oleh RE halus adalah hormon seks vertebrata dan berbagai hormon steroid yang di sekresi oleh kelenjar adrenalin.
Ø  RE kasar (REK) / RE Agranuler (Smooth E. R.)
yakni RE yang dilekati ribosom. RE memiliki peran anabolik dan protektif. Peran anabolik yakni mensintesis kolesterol, hormon steroid, dan asam-asam empedu. Peran katabolik yakni dapat mengubah atau menetralisir bahan yang bersifat toksik. Mekanisme kerja antar RE dan organel lain seperti mitokondria dapat saling berhubungan.
            Fungsi Retikulum Endoplasma adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

*      Mitokondria

                  Mitokondria berbentuk bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif. Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membran yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan ke dalam membentuk krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrik mitokondria yang mengandung banyak enzim. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0N72w7aSwxpYNU3sKfP_5BVce4sQvEADozwhsqCbDrAGg_X0MM0RpdGH-5q3AUHdV3jTC-rV34Kq51dTGVeHfUmtFqBNu6sYSaFgli3sUk06MKO5-M1jyJd7zsmYnFZlfBnJZLrGieaA/s320/New+Picture+%284%29.png
Gambar 3. Mitokondria

Mitokondria berfungsi sebagai penyedia energi bagi sel adalah komponen sel berserabut seperti batang, dan bergranul. Karena mitokondria berfungsi sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi), sehingga mitokondria diberi julukan "The Power House". Mitokondria (bentuk tunggalnya adalah mitokondrion) adalah organel yang mengubah energi kimia menjadi energi yang lain.
 Struktur dasar mengikuti dasar-dasar bentuk yang sama pada semua mitokondria. Bentuk dan ukuran mitokondria bisa sangat berbeda, dari yang kecil hingga yang ukuran besar jumlah mitokondria dalam satu sel juga bervariasi. Selain dari mitokondria jenis krista, ada juga mitokondria dengan membran dalam yang menonjol ke dalam mitokondria seperti jari tangan atau saku. Mereka adalah mitokondria jenis tubular atau saccular. Tonjolan ini juga dapat menyerupai batang atau memiliki tepi-tepi, seperti yang mereka lakukan dalam mitokondria jenis prismatik. Mitokondria jenis tubular dan saccular terjadi pada sel-sel yang memproduksi hormon steroid.

*    Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, motilitas sel, pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, pergerakan organel, dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.                                      

*    Mikrofilamen

Mikrofilamen sama seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Mikrofilamen yaitu batang padat yang berdiameter sekitar 7 nm. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel ke Peroksisom (Badan Mikro), mempertahankan bentuk sel, kontraksi otot, mobilitas sel,  dan pembelahan sel.

*    Filamen intermediate

Filament ini memiliki diameter 8-12 nm, lebih besar daripada diameter mikrofilamen, namun lebih kecil daripada diameter mikrotubulus, sehingga disebut dengan filament intermediate. Struktur filament intermediat yaitu protein fibrosa. Fungsi filament ini yaitu mempertahankan bentuk sel, tambatan nucleus dan organel lain, serta pembentukan lamina nukleus .

Mikrotubul dan mikrofilamen
Gambar 4. Mikrotubul dan mikrofilamen

*    Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya bernama Lisozym.

*    Peroksisom
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

*    Ribosom
Merupakan organel kecil berbentuk bulat di dalam sel dengan diameter lebih kurang 20 nm. Organel ini terdapat bebas di dalam sitoplasma maupun melekat atau menutup membran RE. ribosom terdapat pada sel eukariotik maupun sel prokariotik, tersusun atas protein dan RNA ribosom dengan perbandingan sama banyak.
Fungsi ribosom sebagai tempat menyintesis protein dari asam amino. Pelaksana sintesis ini adalah RNA. Mula-mula asam amino diikatkan menjadi polipeptida yang selanjutnya beberapa polipeptida diikatkan menjadi protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

*      Apparatus Golgi / Badan Golgi

Struktur Badan Gogi berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih, (didalamnya terdapat pula yang bundar dan tubuler), yang sangat kompleks yang memiliki dua permukaan yakni permukaan luar berbentuk cembung (forming face) dan permukaan dalam berbentuk cekung (maturing face). Membran yang membentuk kantong sebanyak selapis. Badan Golgi berfungsi menghasilkan lisosom, sekret, dan menyimpan protein serta enzim yang akan disekresikan. Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHwVQP_-SazYvuXJXALu08lkICasJoQG-sJmSvscw5IZJOcGS3svpqPdaCWuGiY7zoex3Lod-T3-IO7MHJ1fWSK7ClEGO78ELSUgfPj621GSWCMzoSQrknFOoRYmUVCROiW5JxDbU_PBE/s320/New+Picture+%283%29.png
Gambar 5. Badan golgi

Badan Golgi terdapat di mana-mana dalam sel, terdiri dari membran dengan ketebalan sekitar 6–8nm. Unit dasar Badan golgi adalah diktiosom atau Golgi field. Apparatus Golgi terdiri atas tumpukan 3-8 membran yang berbentuk arkuata (menyerupai busur) dalam jarak dekat satu sama lainnya. Membran mengelilingi sisterna sempit yang panjang, yang sedikit melebar pada ujung-ujungnya. Sisterna Golgi selalu didampingi vesikel Golgi vesicles, yang mengantar dan mengekspor material (vesikel transpor). Materi yang diterima dari RE dimodifikasi dan disimpan dalam badan golgi dan akhirnya dikirim di permukaan sel atau tujuan yang lain.

*    Vakuola                                                           
Vakuola pada sel hewan umumnya kecil atau tidak tampak sama sekali. Pada beberapa jenis hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada amoeba dan paramaecium. Bahkan pada paramaecium terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
a.      Vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut. Vakuola ini khas untuk hewan bersel satu yang hidup di air tawar. Vakuola ini berperan menjaga tekanan osmotic sitoplasma. Oleh sebab itu, sering disebut sebagai alat osmoregulator.
b.      vakuola nonkontraktil atau vakuola tak berdenyut. Vakuola ini bertugas mencernakan makanan. Oleh sebab itu, sering disebut vakuola makanan.

            Pada sel hewan organel-organel seperti nukleus, membran plasma, mitokondria, dan lainnya sama dengan sel tumbuhan, yang membedakan yakni adanya organel seperti :

*    Lisosom

Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola, terdiri atas selapis membran, dan diameternya kurang lebih 500 nm. Lisosom berfungsi untuk mencerna bahan makanan yang masuk ke dalam sel, baik secara pinositosis (makanan yang ‘ditelan’ berupa cairan) maupun secara fagositosis (makanan yang ‘ditelan’ berupa padatan).
Lisosom meliputi lisosom primer, dan sekunder. Lisosom primer yakni lisosom yang belum melakukan pencernaan. Lisosom sekunder yakni lisosom yang telah/sedang melakukan pencernaan.
lisosom

Gambar 7. Lisosom

Lisosom mencerna materi yang dimasukkan kedalam sel dan mendaur ulang materi dari pembuangan intraseluler. Selama fagositosis sel mengurung makanan dalam vakuola dengan membran yang terlepas secara internal dari membran plasma. Vakuola makanan bergabung dengan lisosom, dan enzim hidrolitik mencerna makanan tersebut. Setelah hidrolisis, gula sederhana, asam amino dan monomer lain melewati membrane lisosom untuk menuju kedalam sitosol sebagai nutrien untuk sel tersebut dengan proses autofagi, yaitu lisosom mendaur ulang kandungan molekuler organel.
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya bernama Lisozym.

*    Sentrosom / Sentriol

Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat membran inti. Struktur sentrosom berbentuk bintang. Pada saat pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis) mengandung dua sentriol. Sebuah sentriol terbentuk dari 9 set tabung yang masing-masing set terdiri dari 3 buah mikrotubul yang berfungsi menggerakkan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol merupakan sepasang struktur seperti silinder yang memiliki lubang ditengah dan tersusun dari protein mikrotubulus. Sentriol tersusun dari mikrotubulus yang membentuk suatu struktur protein seperti jala yang tampak berlekatan dengan kromosom selama pembelahan sel (mitosis dan meiosis). Jala tersebut dinamakan benang spindel.
sentrosom

Gambar 8. Sontrosom
Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ketika sel membagi, sentrosom mereplikasi dirinya sendiri, membentuk dua sentrosom yang pindah ke ujung berlawanan sel. Masing-masing sentrosom lalu mengeluarkan gelondong yang seharusnya memisahkan DNA sel, membedakan sel ke dalam dua tiruannya sendiri yang kemudian bisa pecah menjadi sel segar. Disamping memainkan tugas penting di sel pembelahan, sentriol juga menolong untuk menyediakan bantuan struktural untuk sel intinya.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan adalah sebagai berikut :
·         Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
·         Jaringan di dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.sekumpulan jaringan akan membentuk organ.
·         Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan yang besel 1, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras
·         Ada 4 tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.

SARAN

Demikian yan dapat penulis paparkan mengenai yang menjadi pook bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dngan judul makalah ini.
Terima kasih pada semua pihak yang membantu, teman-teman, pak Sudana selaku dosen Biologi Sel yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalh ini juga sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono Slamet, Suhargono Hardisumarto. 1999. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara
Campbell. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Erlangga
Campbell Neil A. dan Reece Jane B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 222-226

Isnaeni. Wiwi, 2006, Fisiologi Hewan, Yogyakarta: Kanisius

Pratiwi. D. A, 2007, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga

Tenser. Amy, 2003, Bahan Ajar, Malang: Dirjen Dikti