LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I
TEKNIK MENGHITUNG MIKROBA
( ALT DAN MVN )
Disusun
oleh :
Nama :Diah
Lestari Harahap
NPM :
2013210055
Kelas :
F
Kelompok : II
( dua )
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITA PANCASILA
JAKARTA
T.A 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mikroba
merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui banyaknya mikroba
misalnya bakteri pada suatu sampel
sangat tidak mungkin bila kita tidak menggunakan metode penghitungan.
Dalam dunia mikrobiologi, mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya
dengan suatu metode penghitungan. Perhitungan miroba terdiri dari dua metode
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Pada praktikum kali ini akan
menggunakan metode langsung. Ada beberapa metode menghitung bakteri, antara
lain metode lempeng, metode turbidimetri, metode APM/angka paling mungkin (MPN/Most Probable Number), metode membrane
filtration, metode kimia, metode elektrik serta menghitung langsung dengan
Petroff Hausser.
Pemahaman
tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya sel bakteri adalah sangat
penting. Perhitungan sel bakteri pada cawan dapat digunakan satuan CFU/ml atau
mg. CFU singkatan dari Colony Forming Unit yang artinya unit-unit atau satuan
pembentuk koloni. Sebelum menghitung sel mikroba dalam sampel, sebaiknya
peneliti mempunyai kemampuan memprediksi cell
density sebelum menganalisanya.Densitas sel sangat tergantung dengan jenis
sampel. Dimana cara ini menggunakan berbagai jenis air sebagai bahan yang akan
dipraktikkan.
Percobaan
ini dilatarbelakangi oleh perhitungan jumlah bakteri, agar para praktikan
mengetahui cara menghitung jumlah bakteri dan tekniknya.
B.
Rumusan
Masalah
- Apa tujuan dilakuannya
pengenceran?
- Apa saja metodeyang digunakan
dalam perhitungan bakteri?
- Apa keuntungan atau
kekurangan metode ALT?
- Jenis air apa saja yang digunakan
dalam praktikum?
- Apakah setiap air mempunyai
jumlah atau perhitungan mikroba yang sama ?
C. Tujuan
- Mempelajari teknik dilution
(pengenceran).
- Melakukan teknik perhitungan
dengan metode TPC (Total Plate Count) atau ALT (Angka Lempeng Total).
- Menghitung bakteri dengan metode
MPN (Most Probable Number).
D. Manfaat
- Dapat memahami maksud pengenceran
- Dapat melakukan serial
pengenceran
- memahami teknik menghitung
mikroba.
- Dapat membedakan teknik
menghitung mikroba antara TPC/ALT dan MPN.
- Mengetahui keuntungan dan
kelemahan setiap metode yang digunakan
- Dapat menghitung jumlah mikroba
dengan rumus yang ditentukan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Landasan teori
Air
merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup. Dan kebersihan air adalah
syarat utama bagi terjaminnya kesehatan
Menurut
tempatnya, air dapat berada di permukaan tanah-selanjutnya air ini disebut air
permukaan, dan dapat pula berada di dalam tanah, dan selanjutnya air ini disebut
air tanah. Air hujan yang jatuh ke tanah sebagian meresap ke dalam tanah dan
sebagian lain menggenang dipermukaan anah. Hal ini bergantung pada kondisi
tanah. Air hujan membawa serta mikroorganisme-mikroorganisme yang senantiasa
berhamburan di udara, lebih-lebih di udara yang mengatasi tanah yang berdebu.
Setiba ditanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup
(sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga kotoran yang
berasal dari pabrik-pabrik
Pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur berdasarka konsentrasi sel ( jumlah sel per satuan
isi kultur ) ataupun densitas sel ( berat kering dari sel-sel per satuan isi
kultur ). Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata
bervariasi ada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur. Edua pparameter
tersebut tidak bermaksa sama dalam penelitian mengenai biokimia miroorganisme
atau gizi mikroorganisme. Densitas sel adalah kuantitas yang lebih bermakna,
sedangkan dalam penelitian mengenai inaktivasi mikroorganisme, konsentrasi sel
adalah kuantitas yang bermakna.
Pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
lansung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
a.
Pengukuran
dengan metode Lempeng (The Viable Plate
Count).
Pada metode ini dibuat seri
pengenceran suspensi bakteri ataupun sampel yang kemudian ditanamkan pada media
pertumbuhan padat yang sesuai. Prosedur pengenceran yang benar sangat
berpengaruh pada keseluruhan proses perhitungan. Jumlah koloni yang dinyatalan
dengan angka adalah yang berkisar antara 30-300 dan ada juga yang menyebutkan
25-250 koloni per cawan. Jika lebih dari 300 koloni, dinyatakan dengan TNTC (too numerous to count) atau TBUD
(terlalu banyak untuk dihitung), dan jika kurang dari 30 dinyatakan dengan TFTC
(too few to count) atau TSUD (terlalu
sedikit untuk dihitung). Kelemahannya, membutuhkan waktu yang lama karena
adanya proses inkubasi, menggunakan peralatan gelas yang banyak dan serta adanya
faktor-faktor kesalahan yang sangat mungkin terjadi seperti kesalahan dalam
penenceran, pipeting dan proses transfer. Dan keuntunganya adalah sederhana,
mudah dan sensitive karena menggunakan coloni counter sebagai alat hitung dan
dapat digunkan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air,
ataupun tanah.
b.
Pengukuran
menggunakan bilik hitung ( counting chamber )
Dimana disebut juga
dengan metode langsung ( Direct Count
Procedure ) . pada pengukuran inlah populasi mikroorganisme yang digunakan
harus banyak untuk bateri digunakan bilik hitung Petroff-Hausser, sedangkan
untuk mikroorganisme eukariot digunakan Hemositometer. Keuntungan menggunakan
metode ini adalah mudah, murah dan cepat, serta bisa diperoleh informasi
tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Kerugiannya adalah populasi
mikroorganisme yang digunakan harus banyak
( minimum berkisar 106 CFU / ml ), karena pengukuran dengan
volume dalam jumlah sedikit tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel
mati, serta kesulitan menghitung sel yang motil .
c.
Pengukuran
menggunakan Electronic counter
Pada
pengukuran ini suspensi mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil ( oriice
) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi
orifice mengukur tahanan listrik ( ditandai dengan naiknya tahanan ) pada saat
bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan dari metode
ini adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan lebih akurat, serta
dapat menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugian dari metode ini adalah tidak
bisa menghitung bakteri karena adanya gangguan debris, filament dan sebagainya,
serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati.
d.
Pengukuran
dengan Metode Angka Paling Mungkin/APM (Most
Probable Number Procedure/MPN).
Metode
angka paling mungkin adalah suatu metode statistik berbasis teori
probabilitas/kemungkinan. Teknik memperkirakan jumlah mikroorganisme viabel
dalam suatu sampel/contoh. Teknik MPN didasarkan pada statistik kemungkinan
(probabilitas) dan hasil analisis MPN secara langsung berkaitan dengan
frekuensi/banyaknya seri hasil pengujian yang positif (sampel menunjukkan
adanya pertumbuhan mikroorganisme). Teknik ini dilakukan dengan membuat seri
pengenceran suspensi bakteri bertingkat dalam sejumlah tabung berisi media cair
(biasanya digunakan 9 tabung atau 15 tabung dalam 3 kelompok tingkat
pengenceran). Untuk mendeteksi hasil pengujian yang positif dapat diamati dari
timbulnya kekeruhan/turbiditas, terjadinya pembentukan produk metabolit akhir
seperti adanya gas dalam tabung Durham, pembentukan asam/basa, dan lain-lain. Deteksi
ini dilakukan setelah masa inkubasi berakhir. Pola positif/negatif dari hasil
uji digunakan untuk memperkirakan konsentrasi bakteri dalam sampel dengan cara
membandingkan pola tersebut dengan suatu tabel statistik probabilitas jumlah
paling mungkin untuk hasil tersebut.
e.
Pengukuran
dengan mengguakan teknik filtrasi membrane ( membrane filtrastion technique )
Pada metode ini sampel dialirkan pada
suatu system filter membrane dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya
ditumbuhkan pada media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan
metode ini adalah dapat menghitung sel hidup dan system perhitungannya langsung
, sedangkan kerugiannya adalah tidak ekonomis.
f.
Pengukuran
kekeruhan / turbiditry
Bakteri yang bermultiplikasi pada media
cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran
adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas
optic antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan
bakteri
BAB III
METODOLOGI
A. Alat dan bahan
Alat
·
Tabung
reaksi
·
Cawan
petri steril
·
Tabung
reaksi
·
Pipet
volume steril
·
Pembakar
bunsen
·
Spuit
1 ml
·
Shaker
( vortex )
·
Incubator
Bahan
·
Larutan pengencer LDF
·
Media NA, PDA, dan TSB
·
Indikator
phenol red dan tabung durham
·
Sampel uji : Air PAM, Air mineral, Air aquarium
B.
Cara
kerja
1.
Membuat
seri pengenceran dan menghitung jumlah mikroba dengan teknik ALT:
·
Bekerja
secara aseptic dengan 2 buah nyala api pembakar bunsen
·
Siapkan
kultur bakteri 24 jam dalam Nutrient Broth atau sampel yang akan dianalisa
·
Disiapkan
sampel yang akan dianalisa. Ditimbang 5 ml atau 5 gram sampel dimasukkan ke
dalam 45 ml larutan pengencer (diperoleh pengenceran 10-1).
·
Dibuat
serial dilution, dengan menginokulasikan 1 ml suspensi di atas ke dalam 9 ml larutan
pengenceran (diperoleh pengenceran 10-2).
·
Dibuat
serial dilution seperti ini hingga diperoleh larutan dengan pengenceran 10-6.
·
Catatan,
sebelum diinokulasikan ke dalam tabung pengencer berikutnya hendaknya
dihomogenkan.
·
Secara
aseptik, diambil masing-masing serial pengenceran sebanyak 1 ml suspensi kultur
dari hasil pengenceran 10-1-10-6, dimasukkan ke dalam
cawan steril. Untuk catatan, cawan steril hendaknya diberi label sesuai dengan
seri pengenceran terakhir. (10-5, 10-6, 10-7,
10-8).
·
Dituangkan
NA steril bersuhu ± 45 atau media lainnya kurang lebih 15 ml.
(biasanya 100 ml media agar dapat digunakan untuk untuk 8 buah cawan). Segera
sebelum media menjadi keras, dihomogenkan dengan menggoyangkan cawan dengan
arah gerakan seperti menulis angka 8.
·
Dibiarkan
hingga memadat. Diinkubasikan semua cawan dalam inkubator bersuhu 35-37 selama 18-24 jam dengan posisi terbalik. Jika
kita menghitung untuk angka kapang khamir, diinkubasikan pada suhu 20-25 selama 3-5 hari.
·
Diamati
pertumbuhan koloni dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada masing-masing
media agar cawan. Dibuatlah tabel pengamatan.
2.
Membuat
serial pengenceran dan menghitung jumlah mikroba dengan teknik Most Probable
Number (MPN):
·
Disiapkan
14 tabung yang telah berisi 9 ml media TSA steril. Dibagi ke dalam 4 kelompok
(kelompok I dan II terdiri dari 4 buah tabung, kelompok III dan IV terdiri dari
3 buah tabung).
·
Pipet
1 ml larutan/sampel, diinokulasikan ke dalam masing-masing tabung kelompok I.
Dengan demikian kelompok I ini masing-masing tabung mengandung sampel sebanyak
10-1.
·
Diambil
1 tabung kelompok I, pipet 1 ml larutan dari seri pengenceran ini,
diinokulasikan ke dalam masing-masing tabung reaksi kelompok II. Dengan
demikian diperoleh konsentrasi pengenceran 10-2.
·
Diambil
1 tabung kelompok II, pipet 1 ml larutan dari seri pengenceran ini,
diinokulasikan dalam masing-masing tabung reaksi kelompok III. Dengan demikian
diperoleh konsentrasi pengenceran 10-3.
·
Kelompok
IV digunakan sebagai blangko.
·
Diinkubasikan
seluruh tabung pada inkubator bersuhu 35-37 selama 24-48 jam.
·
Diamati
adanya pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan kekeruhan dan terbentuknya gas
dalam tabung Durham pada masing-masing tabung. Blangko idealnya tidak
menunjukkan pertumbuhan.
·
Dengan
menggunakan tabel MPN dapat dihitung jumlah bilangan duga terdekat jasad renik
tiap gram atau tiap ml sediaan yang diperiksa.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Waktu Inkubasi 14.00 WIB
·
Angka
total lempeng ( ALT ) dengan menggunakan air kolam
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
72
|
2
|
10-2
|
19
|
3
|
10-3
|
3
|
4
|
10-4
|
TBUD
|
5
|
10-5
|
TBUD
|
6
|
10-6
|
2
|
∑C
N = ─────────────────
[(1 x n1) + (0.1 x n2) x (d)]
72
N = ─────────
[(1 x 1) x(10-1)]
72
N = ─────
0,1
N = 720 CFU/ml
·
Metode
Angka Paling Mungkin ( MPN )
Pengenceran
|
Tabung Reaksi
|
Jumlah Koloni ( MPN/g )
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
+
|
+
|
+
|
11OO
|
10-2
|
+
|
+
|
+
|
|
10-3
|
+
|
+
|
-
|
Jenis sampel : Air kantin
ALT MPN
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
169
|
2
|
10-2
|
257
|
3
|
10-3
|
253
|
4
|
10-4
|
77
|
5
|
10-5
|
64
|
6
|
10-6
|
19
|
Pengenceran
|
Tabung reaksi
|
Jumlah Koloni (NPM/g)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
+
|
+
|
+
|
1100
|
10-2
|
+
|
+
|
+
|
|
10-3
|
+
|
+
|
+
|
Jenis sampel : Air mineral "Alfamart"
MPN
Pengenceran
|
Tabung reaksi
|
Jumlah Koloni (NPM/g)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
-
|
-
|
-
|
< 3
|
10-2
|
-
|
-
|
-
|
|
10-3
|
-
|
-
|
-
|
Jenis sampel : Air galon isi ulang
ALT MPN
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
86
|
2
|
10-2
|
2
|
3
|
10-3
|
3
|
4
|
10-4
|
2
|
5
|
10-5
|
1
|
6
|
10-6
|
1
|
Pengenceran
|
Tabung reaksi
|
Jumlah Koloni (NPM/g)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
+
|
-
|
+
|
15 MPN/g
|
10-2
|
-
|
+
|
-
|
|
10-3
|
-
|
-
|
-
|
Jenis Sampel : Air PAM Depok
ALT MPN
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
84
|
2
|
10-2
|
223
|
3
|
10-3
|
85
|
4
|
10-4
|
50
|
5
|
10-5
|
4
|
6
|
10-6
|
3
|
Pengenceran
|
Tabung reaksi
|
Jumlah Koloni (NPM/g)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
+
|
+
|
+
|
1100 MPN/g
|
10-2
|
+
|
+
|
+
|
|
10-3
|
+
|
+
|
+
|
Jenis sampel : Air bak FFUP
ALT MPN
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
50
|
2
|
10-2
|
14
|
3
|
10-3
|
TSUD
|
4
|
10-4
|
8
|
5
|
10-5
|
TSUD
|
6
|
10-6
|
9
|
Pengenceran
|
Tabung reaksi
|
Jumlah Koloni (NPM/g)
|
||
I
|
II
|
III
|
||
10-1
|
+
|
+
|
+
|
3MPN/g
|
10-2
|
+
|
+
|
+
|
|
10-3
|
+
|
+
|
+
|
Jenis sampel : air Jakarta Barat
ALT
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
41
|
2
|
10-2
|
TSUD
|
3
|
10-3
|
TBUD
|
4
|
10-4
|
34
|
5
|
10-5
|
9
|
6
|
10-6
|
TSUD
|
Pada perhitungan mikroba dengan
menggunakan metode Angka Total Lempeng dengan pengenceran 10-1, 10-2,
10-3, 10-4 10-5, 10-6, menghasilkan
jumlah koloni yang berbeda beda. Pada pengenceran 10-1 dengan jumlah koloni 72. Sehingga dapat di
hitung dengan menggunakan rumus
∑C
N = ─────────────────
[(1 x n1) + (0.1 x n2) x (d)]
Karena
pengenceran tersebut menunjukkan jumlah koloni atau range antara 30-300. Dengan
jumlah koloni per ml = N = 720 CFU/ml. Pada
pengenceran 10-2 dengan
jumlah koloni 19, pada pengenceran 10-3 dengan jumlah koloninya 3, pada pengenceran 10-4 dengan jumlah koloni lebih dari 300 atau disebut juga dengan TBUD
( terlalu banyak untuk dihitung ). Pada pengenceran 10-5 dengan jumlah koloni
lebih dari 300 atau disebut juga dengan TBUD ( terlalu banyak untuk dihitung ).
Pada pengenceran 10-6 dengan jumlah koloninya
dua. Dimana jenis air yang digunakan yaitu air kolam
Pada perhitungan mikroba dengan menggunakan teknik Most Probable Number (MPN)
mempunyai ertimbuhan mikroba yang berbeda beda yang terdiri dari tiga
pengenceran yaitu 10-1, 10-2, 10-3 , dimana
setiap pengenceran terdiri dari 3 tabung reaksi. Pada pengenceran 10-1 ,
ketiga tabung reaksi tersebut menghasilkan reaksi positif ( + ) yang ditandai
dengan terjadinya perubahan warna, kekeruhan maupun adanya gelembung gas pada
tabung durham. Pada pengenceran 10-2 , ketiga tabung reaksi tersebut
menghasilkan reaksi positif ( + ) yang ditandai dengan terjadinya perubahan
warna, kekeruhan maupun adanya gelembung gas pada tabung durham. Pada
pengenceran 10-3 dimana
tabung pertama dan kedua mempunyai reaksi positif ( + ) yang ditandai dengan
adanya perubahan warna, adanya kekeruhan dan terbentuknya gas didalam tabung
durham, sedangkan pada tabung ketiga menghasilkan reaksi negatif ( - ) karna
tidak adanya perubahan warna, tidak terjadi kekeruhan dan tidak adanya
gelembung gas pada tabung durham. Pada ketiga pengenceran tersebut mempunyai
jumlah koloni yang sama yaitu 1100 MPN/g yang dapat dilihat dari table MPN
untuk 3 seri tabung. Dengan menggunakan air kolam
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
yang dihasilkan dari preaktikum tentang perhitungan mikroba adalah:
1.
Tujuan
dari pengenceran adalah pada setiap sample adalah untuk memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan sehingga membantu untuk
mempermudah perhitungan jumlah mikroba
2.
Metode
yang dilakukan dalam perhitungan bakteri diantaranya: Pengukuran dengan metode
Lempeng (The Viable Plate Count),
Pengukuran menggunakan bilik hitung ( counting chamber ), Pengukuran
menggunakan Electronic counter, Pengukuran dengan Metode Angka Paling
Mungkin/APM (Most Probable Number
Procedure/MPN), Pengukuran dengan mengguakan teknik filtrasi membrane (
membrane filtrastion technique ), Pengukuran kekeruhan / turbiditry
3.
Kerugian
dan keuntungan Pengukuran dengan metode Lempeng (The Viable Plate Count). Keruguan Membutuhkan waktu yang lama
karena adanya proses inkubasi, menggunakan peralatan gelas yang banyak dan
serta adanya faktor-faktor kesalahan yang sangat mungkin terjadi seperti
kesalahan dalam penenceran, pipeting dan proses transfer. Dan keuntunganya
adalah sederhana, mudah dan sensitive karena menggunakan coloni counter sebagai
alat hitung dan dapat digunkan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel
makanan, air, ataupun tanah.
4.
Jenis
air yang digunakan pada saat praktikum diantaranya: air kolam ikan, air kamar
mandi, air kantin, air mineral dll
5.
Jumlah
perhitungan bakteri yang dihasilkan di
setiap jenis air berbeda, tergantung air yang digunakan ataupun jumlah bakteri
yang terdapat dalam air.
6.
Pada
teknik angka total lempeng ( ALT ) didapatkan hasil jumlah koloni per ml =
N = 720 CFU/ml.
B.
Saran
1.
Pengguanaan waktu yang lebih efisien
lagi
2.
Dalam pelaksanaan praktikum
dilakukan dengan lebih teliti, lebih aseptis lagi agar hasil pengamatan
terbaca.
3.
Penggunaan mikropipet yang harus
hati-hati.
4.
Serta peningkatan tanggung jawab
yang lebih baik lagi dari semua segi aspek, agar mutu pengajaran dan
pembelajaran semakin meningkat.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi
Farmasi. Jakarta: Erlangga. Hal 107-110
·
Capuccino,
J.G & Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory Mannual. USA: The
Benjamin/Cummings Publish. Hal 458.
LAMPIRAN
Sebelum inkubasi
METODE MVN METODE
ALT
Setelah inkubasi
METODE ALT
METODE MVN
pembacaan yang dipakai yang mana ya mbak?.jika kita belum tau spek jumlah koloni yg seharusnya.
BalasHapusjika ada beberapa nilai pengenceran yang terbaca, apakah semua pengenceran bisa dibaca atau cukup/harus pengenceran terkecil yang dibaca.
Makasih
BalasHapusmakasih kak, ngebantu banget buat referensi pembuatan laporan gue ka hehehe
BalasHapus