Sabtu, 08 November 2014

Karakterilisasi mikroba dengan reaksi reaksi biokimia

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I

Karakterilisasi mikroba dengan reaksi reaksi biokimia




           





Disusun oleh :

Nama          :Diah Lestari Harahap
NPM           : 2013210055
Kelas          : F
Kelompok    : II ( dua )



FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITA PANCASILA
JAKARTA
T.A 2014/2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada dalam sistem hidup, penyusunan senyawa-senyawa tersebut ke dalam sel-sel dan interaksi kimia yang terjadi. Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk dapat mempertahankan hidup, sel-sel mengalami metabolisme (reaksi pada sel).
Karakterilisasi dan identifikasi mikroba berdassarkan dengan reaksi reaksi biokimia karakterilisasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode misalnya karakterilisasi dengan serangkaian uji-uji biokimia yang mencerminkan aktiitas metabolism enzimatik mikroorganisme. Reaksi mikrooorganisme dapat dikatakan sebagai sidik jadi biokimia. Selain bertujuan sebagai taksonomik, pengujian aktivitas biokimia mikroorganisme juga berfungsi untuk determinasi patogen-patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Keseluruhan reaksi-reaksi biokimia di daam sel di atur oleh suatu katalis biologis yang disebut enzim. Enzim mempunyai kemampuan unik mempercepat berlangsungnya reaksi kimiawi tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai. Enzim adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh sel-sel hidup, inilah mengapa enzim disebut katalis hayati atai organic atau sarana katalitik. Katalis juga menampakkan spesifitas atau kekhususan, artinya suatu katalis tertentu akan berfungsi pada hanya suatu jenis reaksi tertentu.
Sekalipun semua enzim pada mulanya dihasilkan di dalam sel dan beberapa di ekskresika melalui dindinng sel dan dapat berfungsi di luar sel ( enzim ekstraselular)  dan berfungsi di dalam sel ( enzim intraselular ) Melalui percobaan uji biokimia ini, praktikan dapat mengetahui beberapa teknik pengujian secara biokimia yang akan sangat membantu dalam pengidentifikasian mikroorganisme. Hasil yang diperoleh dalam percobaan selanjutnya akan dicocokan pada literatur (buku determinan), sehingga akan diketahui jenis dan nama dari mikroorganisme yang diuji tersebut berdasarkan rekasi-reaksi kimia yang ditimbulkannya dan apakah reaksi tersebut positif atau negatif.

B.    Rumusan masalah yang yang terdapat dalam karakterilisasi mikroba dengan reaksi-reaksi biokimia yaitu :
1.    Uji biokimia apa saja yang dilakukan dalam aktivitas mikroorganisme
2.    Apa saja peraeksi atau indikator yang digunakan dalam uji biokimia dalam aktivitas mikroorganisme
3.    Reaksi reaksi apa yang dihasilkan dari setiap media yang digunakan dalam aktivitas mikroorganisme

C.   Tujuan praktikum
1.    Untuk mengetahui beberapa pengujian biokimia yang digunakan untuk karakterisasi dan identifikasi mikroba.
2.    Untuk mengetahui pereaksi-pereaksi apa saya yang digunakan dalam karakterilisasi suatu mikroba
3.    Mengetahui reaksi yang dihasilkan oleh bakteri Escherchia coli

D.   Mamfaat praktikum
1.    mengidentifikasi mikroorganisme dari warna yang terbentuk, aktivitas enzim yang terlihat, dan perubahan warna yang disebabkan dari mikroorganisme setelah di inkubasi.
2.    Praktikan juga harus bisa menentukan memakai teknik inokulasi mana yang sesuai dengan objek yang akan di identifikasi. Praktikan mengerti prinsip dasar karakterisasi pada bakteri.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Landasan teori
Pemeriksaan bakteri patogen, keberadaan bakteri patogen dala sediaan farmasi, makanan, minuman, dan alat kesehatan harus dihindari agar pengguna produk terlindung dari efek yang merugikan yang disebabkan oleh produk yang dikonsumsi. Identifikasi bakteri patogen, misalnya pada Escherichia coli.
Berikut adalah beberaa uji yang umum dilakukan untuk mengetahui aktivitas biokimia mikroorganisme yang terbagi menjadi 2:
1.    Enzim enzim ekstraseluler : hidrolisis pati, hidrolisis lipid, hidrolisis kasein dan hidrolisis gelatin
2.    Enzim –enzim intraseluler : fermentasi karbohidrat, produksi hydrogen sulfide, reaksi litmus susu, reduksi sitrat, reaksi katalase, uji urease, uji oksidase, uji IMVIC ( indol, merah metal, voges proskauer, penggunaan sitrat ) dan uji Triple sugar iron

·         Reaksi fermentasi karbohidrat
Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat yang selanjutnya difermentasi menghasilkan asam-asam organik, dengan diertai atau tidak dalam pembentukan gas.organisme organisme berbeda akan mengguakan karbohidrat atau gula-gula. Media gula-gula digunakan untuk melihat adanya perubahan warna indikator ( merah fenol atau biru bromtimol ) yag terdapat dalam media menjadi kuning yang sebelum ditaami mikrooeganisme/ mikroba berwarna merah serta untuk melihat pembentuan gasyaitu dengan terlihatnya udara dalam tabung peragian /fermetasi ( tabung durham, dimana media gula-gula tersebut terdiri dari : glukosa, maltose, laktisa, manitol dan sakarosa

·         Uji indol
Dari biakan murni nutrient agar miring, dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media tryptone broth, kemudian diinkubasi pada suhu 370C salama 18-24 jam. Sebanyak 0,2-0,3 ml pereaksi indol ditambahkan kedalam tabung. Warna merah tua pada permukaan mrdia menunjukkan reaksi indol positif.

·         Uji metal merah
Dari biakan murni nutrient agar miring, dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media methyl red-voges proskauer  (MR-VP ) diinkubasi pada suhu 370C salama 48 jam. Dengan menggunakan pipet, 5 ml biakan dipinahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahan 5 tetes merah metal, dan dikocok sampai homogeny. Warna kuning menunjukkan reaksi negatif dan warna merah menunjukkan reaksi positif.

·         Uji Voges Proskauer
Dari biakan murni nutrient agar miring, dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam methyl red-voges proskauer  (MR-VP ) diinkubasi pada suhu 370C salama 48 jam. Denga menggunakan pipet, I ml biakan di pindahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahan 0,5 ml larutan a-naftol dan 0,2 larutan kalium hidroksida, kemudian dikocok sampai homogen dan didiamkan selama 2-4 jam. Warna merah muda hingga merah tua menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna tidak berubah menunjukkan reaksi negatif.

·         Uji sitrat
Dari biakan murni nutrient agar miring, dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media simmons citrate, kemudian diinkubasi pada suhu 370C salama 49-96 jam. Warna biru menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif

·         Uji oksidase
Satu sengkelit biakan di ambil dari biakan nutrient agar miring dan ditotokan pada kertas sitokrom, yaitu kertas yang telah dijenuhkan dengan N,N-dimetil-p-fenilen—diamin dihidroksida. Pembentukan warna merah yang kemudian berubah menjadi ungu menunjukkan uji katalase positif.

·         Uji katalae
Satu sengkelit biakan di ambil dari biakan nutrient agar miring dan di camur dengan setetes larutan hydrogen peroksida 3% pada kaca objek. Pembentukan gelembung gas menunjukkan uji katalase positif.  

BAB III
METODOLOGI
A.    Alat dan bahan
Alat
Ø  Tabung reaksi
Ø  Lampu spritus
Ø  Rak tabung
Ø  Jarum ose bundar dan lurus
Ø  Pipet tetes
Ø  Tabung durham
Ø  Korek api
Ø  Objek glass
Ø  Autoklaf

Bahan
Ø  Suspensi biakan Escherchia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Klebsiella pneumonia, berumur 24 jam dengan kerapatan 25 % T
Ø  Media gula-gula ( glukosa, maltose, manitol, laktosa dan sakarosa )
Ø  Media indol
Ø  Media agar Simmon’s citrate
Ø  Media MRVP ( Methyl Red – Voges Proskauer )
Ø  Perbenian agar TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
Ø  Media agar LIA ( Lysine Iron Agar )
Ø  Media agar TSA ( Trypticase Soy Agar )

B.    Cara kerja
1.    Uji IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voger Proskauer, Simmon’s Citrate )
a.    Indol
·         Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 sengkelit ke dalam media indol
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Setelah inkubasi, teteskan pereaksi Kovac’s sebanyak 6-8 tetes. Hasil positif jika terbentuk lapisan cincin berwarna merah ceri pada permukaan media

b.    Metal merah dan Voges Proskauer
·         Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 sengkelit ke dalam media Metal merah dan Voges Proskauer
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Setelah inkubasi, tuangkan 1/3 bagian ke dalam tabung reaksi yang bersih
·         Teteskan pereaksi merah metal 6-8 tetes kedalam tabung yang berisi 2/3 media. Amati hasilnya ( merah=positif dan kuning = negatif )
·         Untuk Voages Proskauer, teteskan pereaksi Barrits A ( a-naftol ) 12 tetes dan pereaksi Brrits B ( KOH 40 % ) sebanyak 4 tetes ke dalam tabung yang berisi 1/3 media. Homogenkan. Biarkan selama 15 menit ( warna merah=reaksi positif )

c.    Simmon’s citrate
·         Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose dengan cara gores pada media agar Simmon’s citrate
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Amati hasil yang terjadi ( warna biru = reaksi positif )

2.    Uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
·         Inokulasikan bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan cara digores dan ditusuk pada media agar miring TSIA
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Amati hasil inkubasi berupa perubahan warna dan ada/ tidaknya pembentukan gas dan endapan hitam fero sulfide di daerah tusukan dan lereng

3.    Uji LIA (( Lysine Iron Agar )
·         Inokulasikan bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan cara digores dan ditusuk pada media agar miring LIA
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Amati hasil inkubasi ( ungu = positif, coklat = negatif )

4.    Uji Katalase
·         Inokulasikan bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan cara digores dan ditusuk pada media agar miring TSA
·         Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·         Teteskan pereaksi hidregen peroksida 3% sebanyak 3-4 tetes di sepanjang permukaan lereng agar miring TSA yang telah ditumbuhi bakteri uji.
·         Amati ada/tidaknya gelembung/busa pada biakan
BAB IV
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil pengamatan praktikum
Nama
bakteri
Reaksi Gula-gula
IMVIC
TSIA
LIA
Katalase
Glukosa
Laktosa
Maltosa
Manitol
Sakarosa
Ind
MR
VP
Sit
Lereng
Tusukan
Lereng
Tusukan
Gas
H2S
A
G
A
G
A
G
A
G
A
G
As
Ba
As
Ba
G
H2S

E. coli

+

+

+

+

+

+

+

+

-

+

-

+

-

-


+

-

+

-

-


-

+

+


-

-
+ gelembung gas
S.subtilis

+

+


-

-

+

+

-

-

+

+

-

-

-

-

+

-


+

-

-

-

+

+

-

-
- gelembung gas
S. typhii

+

-

-

-

+

-

+

-

+

-

-

+

-

+

-

+

-

+

-

-

+

+

-

+
-
gelembung gas
B. aureus

+

-

+

-

+

-

+

-

+

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

-

+

+

-

-
+ gelembung gas
K. pneumonia

























P. aeruginosa

























Inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35-37 oC
Waktu inkubasi 15.00 WIB
Keterangan:
A, As = Asam ; B,Ba = Basa; G = Gas; Ind = Indol ; MR = Methyl red ; VP = Voges Proskauer ; Sit = penggunaan sitrat

B.    Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan dengan beberapa uji untuk mengetahui aktifitas biokimia mikroorganisme diantaranya uji fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), uji IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, dan simmons citrate), uji katalase, uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) dan LIA ( Lysin Iron Agar ).bakteri yang di gunakan adalah  Escherchia coli. Pada fermentasi karbohidrat ( gula –gula ) diantaranya menggubakan media gula glukosa dengan tutup berwarna kuning, media gula laktosa tutupnya berwarna ungu, media gula maltose tutupnya berwarna merah, media gula manitol tutupnya berwarna hijau dan media glukosa tutupnya berwarna biru. Pada fermentasi gula menggunakan indikator merah fenol dan biru bromtimol dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning ( reaksi positif ). Jadi pada media glukosa, maltose, laktosa, manitol terjadi pembentukan asam yang ditunjukkan dengan perubahan warna merah menjadi warna kuning, dan pada media tersebut mengalamai reaksi positif ( + ), dan juga terdapat pembentukan gar pada tabung durham dan berarti mengalami reaksi positif ( + ). Sedangkan pada media sakarosa tidak terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna ( tetap ) dan media tersebut mengalami raksi negatif ( - ) tetapi terdapat pembentukan gas pada tabung durham sehingga media tersebut mengalami reaksi positif ( + ). Pada uji IMVIC yang terdiri dari Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, dan simmons citrate mempunyai hasil reaksi yang berbeda. Pada Indol menggunakan pereaksi kovac beberapa tetes yang hasilnya tida terjadi perubahan warna sehinnga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada methyl red dengan menggunakan pereaksi metal merah mengalami perubahan warna yaitu merah sehingga menjadi reaksi positif ( + ), sedangkan pada Voges Proskauer yang diteteskan denga pereaksi Barrits Adan Pereasi Barrits B sebanyak 4 tetes kemudian dihomogenkan tidak mengalami perubahan warna , tetap berwarna kuning sehingga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada media agar Simmon’s Citrate yang menggunakan indikator biru bromtimol tidak mengalalami perubahan dari berwarna hijau tetap berwarna hijau sehingga menghasilan reaksi negatif ( - ). Pada  media TSIA (  Sugar Iron Agar ) dengan menggunakan dua teknik yaitu teknik goresan dan tusukan. Pada teknik goresan terdapat pembentukan asam dari warna media jingga kemerahan menjadi kuning, tetapi tidak mengalami pembentukan basa. Sedangkan pada teknik tusukan terdapat pembentukan asam dari warna jingga kemerahan menjadi warna kuning ( reaksi positif ) tetapi pada pembentukan basa, pembentukan gas dan tidak adanya pembentukan endapan hitam fero sulfide sehingga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada uji LIA (( Lysin Iron Agar )  dengan menggunakan cara goresan dan tusukan, dengan menggunakan indikator bromkresol ungu menghasilkan reaksi positif ( + ), dari perubahan warna coklat menjadi warna ungu, tetapi tidak terdapat pembentukan gas dan pembentukan endapan hitam fero sulfide. Pada uji katalase, bakteri yang di tetesi dengan pereaksi hydrogen peroksida 3% sebanyak 3-4 tetes adanya pembentukan gelembung gas.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
1.    Pada praktikum yag berlangsung, dilakukan beberapa uji biokimia diantaranya uji fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), uji IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, dan simmons citrate), uji katalase, uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) dan LIA ( Lysin Iron Agar ). Pada fermentasi gula-gula terdiri dari maltose, laktosa, sakarosa, manitol dan glukosa
2.    Pereaksi pereaksi yang digunakan diantaranya, pereaksi Kovac, pereaksi metal merah, pereaksi Barrits A ( a naftol ), pereaksi Barrits B ( KOH 40 % ), serta pereaksi hidrogen peroksida.
3.    Pada uji fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), pada glukosa, maltosa, manitol dan sakarosa mempunyai reaksi positif serta aganya gas pada tabung durham. Sedangkan pada glukosa mempunyai reaksi negatif. Pada media indol, Voges Proskauer, dan simmons citrate menghaslkan reasi negatif sedangkan pada uji metyl merah mengalami reaksi positif. uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) dengan teknik tusukan dan goresan pada pembentukan asam menghasilkan reaksi positif, sedangkan pada pembentukan basa menghasilkan reaksi negatif. Untuk pembentukan gas dan endapan hitam fero sulfide menghasilkan reaksi negatif . Pada uji LIA ( Lysin Iron Agar ) dengan teknik tusuk dan goresan menghasilkan reaksi positif, pada pembentukan gas dan endapan hitam fero sulfide menghasilkan reaksi negatif. Untuk uji katalae menghasilkan reaksi positif yang disebkan adanya gelempung udara.

B.    Saran
Lebih memepelajari tentang perubahan reaksi yang terjadi pada mikroba yang lain agar lebih memahami tentang karakterilisasi dari reaksi biokimia

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·         Pelczar.Jr, Michael J.1998. Dasar-dasar Mikrobiolodi, edisi dua, Jakarta: UI-Press, hal 317-319

·         Radji, M.Biomed, Dr.Maksum. 1995. Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran, Jakarta: EGC, hal 274-284

Tidak ada komentar:

Posting Komentar