LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I
Karakterilisasi mikroba dengan reaksi
reaksi biokimia
Disusun
oleh :
Nama :Diah
Lestari Harahap
NPM :
2013210055
Kelas :
F
Kelompok :
II ( dua )
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITA PANCASILA
JAKARTA
T.A 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Biokimia merupakan ilmu yang
mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada dalam sistem hidup, penyusunan
senyawa-senyawa tersebut ke dalam sel-sel dan interaksi kimia yang terjadi.
Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk dapat mempertahankan
hidup, sel-sel mengalami metabolisme (reaksi pada sel).
Karakterilisasi dan identifikasi
mikroba berdassarkan dengan reaksi reaksi biokimia karakterilisasi
mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode misalnya karakterilisasi
dengan serangkaian uji-uji biokimia yang mencerminkan aktiitas metabolism
enzimatik mikroorganisme. Reaksi mikrooorganisme dapat dikatakan sebagai sidik
jadi biokimia. Selain bertujuan sebagai taksonomik, pengujian aktivitas biokimia
mikroorganisme juga berfungsi untuk determinasi patogen-patogen yang dapat
menyebabkan penyakit. Keseluruhan reaksi-reaksi biokimia di daam sel di atur
oleh suatu katalis biologis yang disebut enzim. Enzim mempunyai kemampuan unik
mempercepat berlangsungnya reaksi kimiawi tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi
atau berubah setelah reaksi selesai. Enzim adalah senyawa organik yang
dihasilkan oleh sel-sel hidup, inilah mengapa enzim disebut katalis hayati atai
organic atau sarana katalitik. Katalis juga menampakkan spesifitas atau
kekhususan, artinya suatu katalis tertentu akan berfungsi pada hanya suatu
jenis reaksi tertentu.
Sekalipun
semua enzim pada mulanya dihasilkan di dalam sel dan beberapa di ekskresika melalui
dindinng sel dan dapat berfungsi di luar sel ( enzim ekstraselular) dan berfungsi di dalam sel ( enzim
intraselular ) Melalui percobaan uji biokimia ini, praktikan dapat mengetahui
beberapa teknik pengujian secara biokimia yang akan sangat membantu dalam
pengidentifikasian mikroorganisme. Hasil yang diperoleh dalam percobaan
selanjutnya akan dicocokan pada literatur (buku determinan), sehingga akan
diketahui jenis dan nama dari mikroorganisme yang diuji tersebut berdasarkan
rekasi-reaksi kimia yang ditimbulkannya dan apakah reaksi tersebut positif atau
negatif.
B.
Rumusan
masalah yang yang terdapat dalam karakterilisasi mikroba dengan reaksi-reaksi
biokimia yaitu :
1.
Uji
biokimia apa saja yang dilakukan dalam aktivitas mikroorganisme
2.
Apa
saja peraeksi atau indikator yang digunakan dalam uji biokimia dalam aktivitas
mikroorganisme
3.
Reaksi
reaksi apa yang dihasilkan dari setiap media yang digunakan dalam aktivitas
mikroorganisme
C.
Tujuan
praktikum
1.
Untuk
mengetahui beberapa pengujian biokimia yang digunakan untuk karakterisasi dan
identifikasi mikroba.
2.
Untuk
mengetahui pereaksi-pereaksi apa saya yang digunakan dalam karakterilisasi
suatu mikroba
3.
Mengetahui
reaksi yang dihasilkan oleh bakteri Escherchia
coli
D.
Mamfaat
praktikum
1.
mengidentifikasi
mikroorganisme dari warna yang terbentuk, aktivitas enzim yang terlihat, dan
perubahan warna yang disebabkan dari mikroorganisme setelah di inkubasi.
2.
Praktikan
juga harus bisa menentukan memakai teknik inokulasi mana yang sesuai dengan
objek yang akan di identifikasi. Praktikan mengerti prinsip dasar karakterisasi
pada bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan
teori
Pemeriksaan
bakteri patogen, keberadaan bakteri patogen dala sediaan farmasi, makanan,
minuman, dan alat kesehatan harus dihindari agar pengguna produk terlindung
dari efek yang merugikan yang disebabkan oleh produk yang dikonsumsi. Identifikasi
bakteri patogen, misalnya pada Escherichia coli.
Berikut
adalah beberaa uji yang umum dilakukan untuk mengetahui aktivitas biokimia
mikroorganisme yang terbagi menjadi 2:
1.
Enzim
enzim ekstraseluler : hidrolisis pati, hidrolisis lipid, hidrolisis kasein dan
hidrolisis gelatin
2.
Enzim
–enzim intraseluler : fermentasi karbohidrat, produksi hydrogen sulfide, reaksi
litmus susu, reduksi sitrat, reaksi katalase, uji urease, uji oksidase, uji
IMVIC ( indol, merah metal, voges proskauer, penggunaan sitrat ) dan uji Triple
sugar iron
·
Reaksi
fermentasi karbohidrat
Sebagian
besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat yang
selanjutnya difermentasi menghasilkan asam-asam organik, dengan diertai atau
tidak dalam pembentukan gas.organisme organisme berbeda akan mengguakan
karbohidrat atau gula-gula. Media gula-gula digunakan untuk melihat adanya
perubahan warna indikator ( merah fenol atau biru bromtimol ) yag terdapat
dalam media menjadi kuning yang sebelum ditaami mikrooeganisme/ mikroba
berwarna merah serta untuk melihat pembentuan gasyaitu dengan terlihatnya udara
dalam tabung peragian /fermetasi ( tabung durham, dimana media gula-gula
tersebut terdiri dari : glukosa, maltose, laktisa, manitol dan sakarosa
·
Uji
indol
Dari
biakan murni nutrient agar miring,
dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media tryptone broth, kemudian diinkubasi pada suhu 370C
salama 18-24 jam. Sebanyak 0,2-0,3 ml pereaksi indol ditambahkan kedalam
tabung. Warna merah tua pada permukaan mrdia menunjukkan reaksi indol positif.
·
Uji
metal merah
Dari
biakan murni nutrient agar miring,
dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media methyl red-voges proskauer (MR-VP )
diinkubasi pada suhu 370C salama 48 jam. Dengan menggunakan pipet, 5
ml biakan dipinahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahan 5 tetes merah metal,
dan dikocok sampai homogeny. Warna kuning menunjukkan reaksi negatif dan warna
merah menunjukkan reaksi positif.
·
Uji
Voges Proskauer
Dari
biakan murni nutrient agar miring,
dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam methyl red-voges proskauer (MR-VP )
diinkubasi pada suhu 370C salama 48 jam. Denga menggunakan pipet, I
ml biakan di pindahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahan 0,5 ml larutan a-naftol dan 0,2 larutan kalium
hidroksida, kemudian dikocok sampai homogen dan didiamkan selama 2-4 jam. Warna
merah muda hingga merah tua menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna tidak
berubah menunjukkan reaksi negatif.
·
Uji
sitrat
Dari
biakan murni nutrient agar miring,
dinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam media simmons citrate, kemudian
diinkubasi pada suhu 370C salama 49-96 jam. Warna biru menunjukkan
reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif
·
Uji
oksidase
Satu
sengkelit biakan di ambil dari biakan nutrient
agar miring dan ditotokan pada kertas sitokrom, yaitu kertas yang telah
dijenuhkan dengan N,N-dimetil-p-fenilen—diamin
dihidroksida. Pembentukan warna merah yang kemudian berubah menjadi ungu
menunjukkan uji katalase positif.
·
Uji
katalae
Satu
sengkelit biakan di ambil dari biakan nutrient
agar miring dan di camur dengan setetes larutan hydrogen peroksida 3% pada
kaca objek. Pembentukan gelembung gas menunjukkan uji katalase positif.
BAB III
METODOLOGI
A.
Alat
dan bahan
Alat
Ø
Tabung
reaksi
Ø
Lampu
spritus
Ø
Rak
tabung
Ø
Jarum
ose bundar dan lurus
Ø
Pipet
tetes
Ø
Tabung
durham
Ø
Korek
api
Ø
Objek
glass
Ø
Autoklaf
Bahan
Ø
Suspensi
biakan Escherchia coli, Staphylococcus
aureus, Salmonella typhi, Klebsiella pneumonia, berumur 24 jam dengan
kerapatan 25 % T
Ø
Media
gula-gula ( glukosa, maltose, manitol, laktosa dan sakarosa )
Ø
Media
indol
Ø
Media
agar Simmon’s citrate
Ø
Media
MRVP ( Methyl Red – Voges Proskauer )
Ø
Perbenian
agar TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
Ø
Media
agar LIA ( Lysine Iron Agar )
Ø
Media
agar TSA ( Trypticase Soy Agar )
B.
Cara
kerja
1.
Uji
IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voger Proskauer, Simmon’s Citrate )
a.
Indol
·
Inokulasikan
suspensi bakteri sebanyak 1 sengkelit ke dalam media indol
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Setelah
inkubasi, teteskan pereaksi Kovac’s sebanyak 6-8 tetes. Hasil positif jika
terbentuk lapisan cincin berwarna merah ceri pada permukaan media
b.
Metal
merah dan Voges Proskauer
·
Inokulasikan
suspensi bakteri sebanyak 1 sengkelit ke dalam media Metal merah dan Voges
Proskauer
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Setelah
inkubasi, tuangkan 1/3 bagian ke dalam tabung reaksi yang bersih
·
Teteskan
pereaksi merah metal 6-8 tetes kedalam tabung yang berisi 2/3 media. Amati
hasilnya ( merah=positif dan kuning = negatif )
·
Untuk
Voages Proskauer, teteskan pereaksi Barrits A ( a-naftol ) 12 tetes dan pereaksi Brrits
B ( KOH 40 % ) sebanyak 4 tetes ke dalam tabung yang berisi 1/3 media. Homogenkan.
Biarkan selama 15 menit ( warna merah=reaksi positif )
c.
Simmon’s
citrate
·
Inokulasikan
suspensi bakteri sebanyak 1 ose dengan cara gores pada media agar Simmon’s
citrate
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Amati
hasil yang terjadi ( warna biru = reaksi positif )
2.
Uji
TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
·
Inokulasikan
bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan
cara digores dan ditusuk pada media agar miring TSIA
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Amati
hasil inkubasi berupa perubahan warna dan ada/ tidaknya pembentukan gas dan
endapan hitam fero sulfide di daerah tusukan dan lereng
3.
Uji
LIA (( Lysine Iron Agar )
·
Inokulasikan
bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan
cara digores dan ditusuk pada media agar miring LIA
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Amati
hasil inkubasi ( ungu = positif, coklat = negatif )
4.
Uji
Katalase
·
Inokulasikan
bakteri dari suspensi bakteri yang telah disediakan sebanyak 1 sengkelit dengan
cara digores dan ditusuk pada media agar miring TSA
·
Inkubasikan
selama 18-24 jam pada suhu 35-37 0C
·
Teteskan
pereaksi hidregen peroksida 3% sebanyak 3-4 tetes di sepanjang permukaan lereng
agar miring TSA yang telah ditumbuhi bakteri uji.
·
Amati
ada/tidaknya gelembung/busa pada biakan
BAB IV
PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
pengamatan praktikum
Nama
bakteri
|
Reaksi Gula-gula
|
IMVIC
|
TSIA
|
LIA
|
Katalase
|
||||||||||||||||||||
Glukosa
|
Laktosa
|
Maltosa
|
Manitol
|
Sakarosa
|
Ind
|
MR
|
VP
|
Sit
|
Lereng
|
Tusukan
|
Lereng
|
Tusukan
|
Gas
|
H2S
|
|||||||||||
A
|
G
|
A
|
G
|
A
|
G
|
A
|
G
|
A
|
G
|
As
|
Ba
|
As
|
Ba
|
G
|
H2S
|
||||||||||
E.
coli
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+ gelembung gas
|
S.subtilis
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
- gelembung gas
|
S.
typhii
|
+
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
gelembung gas
|
B. aureus
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+ gelembung gas
|
K.
pneumonia
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
P.
aeruginosa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Inkubasi selama 18-24 jam pada suhu
35-37 oC
Waktu inkubasi 15.00 WIB
Keterangan:
A, As = Asam ; B,Ba = Basa; G = Gas;
Ind = Indol ; MR = Methyl red ; VP = Voges Proskauer ; Sit = penggunaan sitrat
B.
Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan dengan
beberapa uji untuk mengetahui aktifitas biokimia mikroorganisme diantaranya uji
fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), uji IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voges
Proskauer, dan simmons citrate), uji katalase, uji TSIA ( Triple Sugar Iron
Agar ) dan LIA ( Lysin Iron Agar ).bakteri yang di gunakan adalah Escherchia
coli. Pada fermentasi karbohidrat ( gula –gula ) diantaranya menggubakan
media gula glukosa dengan tutup berwarna kuning, media gula laktosa tutupnya
berwarna ungu, media gula maltose tutupnya berwarna merah, media gula manitol
tutupnya berwarna hijau dan media glukosa tutupnya berwarna biru. Pada
fermentasi gula menggunakan indikator merah fenol dan biru bromtimol dengan
perubahan warna dari merah menjadi kuning ( reaksi positif ). Jadi pada media
glukosa, maltose, laktosa, manitol terjadi pembentukan asam yang ditunjukkan
dengan perubahan warna merah menjadi warna kuning, dan pada media tersebut
mengalamai reaksi positif ( + ), dan juga terdapat pembentukan gar pada tabung
durham dan berarti mengalami reaksi positif ( + ). Sedangkan pada media
sakarosa tidak terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan tidak terjadinya
perubahan warna ( tetap ) dan media tersebut mengalami raksi negatif ( - )
tetapi terdapat pembentukan gas pada tabung durham sehingga media tersebut
mengalami reaksi positif ( + ). Pada uji IMVIC yang terdiri dari Indol, Methyl
Red, Voges Proskauer, dan simmons citrate mempunyai hasil reaksi yang berbeda.
Pada Indol menggunakan pereaksi kovac beberapa tetes yang hasilnya tida terjadi
perubahan warna sehinnga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada methyl red
dengan menggunakan pereaksi metal merah mengalami perubahan warna yaitu merah
sehingga menjadi reaksi positif ( + ), sedangkan pada Voges Proskauer yang
diteteskan denga pereaksi Barrits Adan Pereasi Barrits B sebanyak 4 tetes
kemudian dihomogenkan tidak mengalami perubahan warna , tetap berwarna kuning
sehingga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada media agar Simmon’s Citrate
yang menggunakan indikator biru bromtimol tidak mengalalami perubahan dari
berwarna hijau tetap berwarna hijau sehingga menghasilan reaksi negatif ( - ).
Pada media TSIA ( Sugar Iron Agar ) dengan menggunakan dua
teknik yaitu teknik goresan dan tusukan. Pada teknik goresan terdapat
pembentukan asam dari warna media jingga kemerahan menjadi kuning, tetapi tidak
mengalami pembentukan basa. Sedangkan pada teknik tusukan terdapat pembentukan
asam dari warna jingga kemerahan menjadi warna kuning ( reaksi positif ) tetapi
pada pembentukan basa, pembentukan gas dan tidak adanya pembentukan endapan
hitam fero sulfide sehingga menghasilkan reaksi negatif ( - ). Pada uji LIA ((
Lysin Iron Agar ) dengan menggunakan
cara goresan dan tusukan, dengan menggunakan indikator bromkresol ungu
menghasilkan reaksi positif ( + ), dari perubahan warna coklat menjadi warna
ungu, tetapi tidak terdapat pembentukan gas dan pembentukan endapan hitam fero
sulfide. Pada uji katalase, bakteri yang di tetesi dengan pereaksi hydrogen
peroksida 3% sebanyak 3-4 tetes adanya pembentukan gelembung gas.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Pada
praktikum yag berlangsung, dilakukan beberapa uji biokimia diantaranya uji
fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), uji IMVIC ( Indol, Methyl Red, Voges
Proskauer, dan simmons citrate), uji katalase, uji TSIA ( Triple Sugar Iron
Agar ) dan LIA ( Lysin Iron Agar ). Pada fermentasi gula-gula terdiri dari
maltose, laktosa, sakarosa, manitol dan glukosa
2.
Pereaksi
pereaksi yang digunakan diantaranya, pereaksi Kovac, pereaksi metal merah,
pereaksi Barrits A ( a
naftol ), pereaksi Barrits B ( KOH 40 % ), serta pereaksi hidrogen peroksida.
3.
Pada
uji fermentasi karbohidrat ( gula-gula ), pada glukosa, maltosa, manitol dan
sakarosa mempunyai reaksi positif serta aganya gas pada tabung durham.
Sedangkan pada glukosa mempunyai reaksi negatif. Pada media indol, Voges
Proskauer, dan simmons citrate menghaslkan reasi negatif sedangkan pada uji
metyl merah mengalami reaksi positif. uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
dengan teknik tusukan dan goresan pada pembentukan asam menghasilkan reaksi
positif, sedangkan pada pembentukan basa menghasilkan reaksi negatif. Untuk
pembentukan gas dan endapan hitam fero sulfide menghasilkan reaksi negatif .
Pada uji LIA ( Lysin Iron Agar ) dengan teknik tusuk dan goresan menghasilkan
reaksi positif, pada pembentukan gas dan endapan hitam fero sulfide
menghasilkan reaksi negatif. Untuk uji katalae menghasilkan reaksi positif yang
disebkan adanya gelempung udara.
B.
Saran
Lebih
memepelajari tentang perubahan reaksi yang terjadi pada mikroba yang lain agar
lebih memahami tentang karakterilisasi dari reaksi biokimia
BAB VI
DAFTAR
PUSTAKA
·
Pelczar.Jr, Michael J.1998. Dasar-dasar Mikrobiolodi, edisi dua,
Jakarta: UI-Press, hal 317-319
·
Radji,
M.Biomed, Dr.Maksum. 1995. Mikrobiologi
Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran, Jakarta: EGC, hal 274-284
Tidak ada komentar:
Posting Komentar